Kamis, 20 Oktober 2011

Mengenal diri, pasti mengenal ALLAH.

Perkenalan adalah pembuka hubungan pergaulan, sehingga terbuka lebar untuk masuk pada kehidupan bersama sesama manusia. tanfa perkenalan tidak mungkin timbul saling kenal, saling menyayangi, saling memperhatikan. Perkenalan dengan sesama manusia adalah pengikatan tali hubungan pikiran dan perasaan, lebih mengenal akan lebih besar ikatan pikiran dan perasaan. Dalam kehidupan sosial, perkenalan antar sesama manusia itu sangat biasa dilakukan, namun pernahkan anda berkenalan dengan diri sendiri sebelum kita berkenalan dengan orang lain.?. Mengenal diri adalah modal dasar dalam berhasilnya sebuah pergaulan dan sangat bisa melahirkan rasa simpati orang lain dalam berkenalan. Berkenalan dengan orang lain tanfa mengenali diri sendiri akan melahirkan banyak ketidak jujuran, malah mungkin berlumur kepalsuan, ejekan atau cemoohan. Bayangkan bagaimana sikap dan tindakan pergaulan orang yang tidak tahu diri, bagaimana sikap dan tindakan pergaulan orang yang tau diri. Dengan sikap hanya sekedar tahu diri saja, bakal mampu mengendalikan diri untuk berkata, bersikap dan bertindak dalam berkenalan dan bergasul dengan orang lain, sehingga tidak melhirkan penilaian negatip. Orang yang mampu mengendalikan diri dalam setiap tindakan, akan mampu menghindarkan diri dari siksaan pergaulan. Orang yang mampu mengendalikan diri ketika sangat ingin, sangat marah akan terhindar dari lahirnya siksa dan kehina-dinaan pergaulan. Perasaan sangat ingin, dan marah melahirkan luapan emosi, sehingga pikiran dan perasaan jadi tidak tenang, penuh kegelisahan.......... tersiksalah.   

Perkenalan pertama selalu dilakukan dengan jujur penuh kesimpatian, saling tatap, menyebut nama sambil tersenyum penuh keceriaan. Coba lakukan dalam mengenali diri sendiri. Duduk di depan cermin, saling tatap, menyebut nama sambil tersenyum bahagia. Kenali tatapan matamu, kenali, bibirmu, mulutmu, hidungmu, raut mukamu, rambutmu dll, kenali cara berkatamu, tersenyummu, kenali keadaan seluruh tubuhmu, kenali kebiasaan-kebiasaan buruk dan baikmu. Mengenali diri dari segi rupa, penampilan, dan kebiasaan, mungkin tidak terlalu sukar, dan dianggap sudah sangat hapal dengan keadaan luar diri sendiri yang sangat sering dilihat sejak kecil, sehingga penampilan luar atau pisik mungkin sangat mudah untuk memperlihatkan hanya yang baik-baiknya saja, sebab cacat dan kekurangan dalam badan, mudah disembunyikan, dan hanya diri sendirilah yang tahu. Pada perut ada bekas luka, hanya diri sendiri yang tahu. Ketika sedang mulas perut, orang tidak akan merasakan mules kita. Pada paha ada benjolan, orang tidak akan mengetahuinya dll. Namun sebaliknya sehubungan dengan sikap watak jiwa kita, orang lainlah yang  sangat mengetahui dan sangat merasakannya. Kita tidak sadar berbicara sombong, orang lain akan merasakan kesombongan kita. Kita tidak sadar berkata seolah paling tahu, paling pintar, paling terkenal, sedangkan orang lain sangat merasakannya. Kita tidak sadar bermimik muka dan berkata sinis, namun orang lain sangat mengetahui dan merasakannya. Kenalilah sikap jiwa kita, sehingga bisa meninggalkan sikap yang buruk, dan berusaha merubah jadi baik.............. Apakah pekerjaanmu ? pantaskah sombong dengan pekerjaan kita. Apakah pangkatmu ? pantaskan sombong dengan pangkatmu. Berapakah kekayaanmu ? pantaskan angkuh dengan kekayaanmu. Sampai dimana ilmu pengetahuanmu ? pantaskah angkuh dengan ilmu pengetahuanmu................................ dst.

Kemudian tanyalah, Siapakah kamu itu sebenarnya ?, dari mana asalmu ? dan hendak kemanakah kamu ?. Jawaban-jawaban mandiri akan bervariasi, namun pada akhirnya bakal sama. Aku adalah seorang manusia, yang didatangkan ALLAH SWT melalui ibu dan bapak untuk hidup menemukan kebahagiaan, berbakti, mengabdi kepada Yang Maha Kuasa dan akhirnya mati untuk bisa berakhir pada kenikmatan abadi. Kita akan sadar bahwa bahwa kita hidup di dunia, bukan kehendak kita, namun kehendak yang menghidupkan, begitu pula mati, bukan kehendak kita, namun kehendak yang mematikan, sebab tidak seorang manusiapun yang ingin mati, kecuali orang yang sangat prustasi atau putus asa dengan penderitaan yang dialami. Kita dihidupkan dan dimatikan ALLAH SWT. Untuk apakah sebenarnya ALLAH SWT menghidupkan dan mematikan kita. Dalam syurat Al-Mulki ayat 2 ALLAH SWT berfirman,yang diantara maknanya sbb (Wallahu alam ) " ALLAH  menjadikan hidup dan mati, untuk menguji kamu (manusia), agar kamu beramal ibadahnya dengan sebaik-baiknya." Jadi kehendak ALLAH SWT menghidupkan dan mematikan kita adalah supaya kita beramal ibadah dengan sebaik-baiknya. Pengenalan diri atas pertanyaan diatas menghantarkan kita untuk mengenal ALLAH SWT. 

Kenalilah keadaan dan pekerjaan badan kita, apakah kita berkuasa atas badan dan pekerjaan badan kita, sehingga pikiran kita bisa mengatur jalannya setiap organ tubuh agar selamanya bisa sehat dan abadi, atau kita tidak berdaya.  Apakah setelah makan nikmat, jat-jat makanan diangkat dan dibagikan ke sekujur tubuh oleh kita, sehingga pikiran tahu keorgan tubuh mana harus dikirimkan dalam tubuh, dan mana ampas-ampas yang harus dibuang melalui anus. Siapa lagi kalau bukan ALLAH yang berperan, karena memang semua makhluk tidak berdaya.  Apakah yang mendenyutkan jantung, sehingga darah beredar ke sekujur tubuh adalah pekerjaan kita. Siapa lagi kalau bukan ALLAH yang berperan, karena memang semua makhluk tidak berdaya. Apakah yang menggeraka-gerakan paru-paru dalam memasukan dan mengeluarkan oksigen yang diperlukan tubuh adalah pekerjaan kita. Apakah kita mampu menahan mata untuk tidak tidur selama berhari-hari karena kita menghendaki. Apakah kita mampu menahan agar tidak buang kotoran berhari-hari, karena kita menginginkannya. ........ dst. Ternyata kita sangat tidak mampu dan tidak berkuasa, tidak berdaya atas badan kita sendiri. Tidak ada orang lain atau makhluk lain yang berkuasa mengatur dan menjalankan seluruh organ tubuh kita, siapa lagi kalau bukan ALLAH SWT. Sehat dan sakit datang silih berganti, dan kita tidak berdaya walaupun sangat menginginkan berada dalam sehat selalu. Siapa lagi kalau bukan ALLAH yang mengaturnya, karena memang manusia tidak berdaya. Pengenalan keadaan dan pekerjaan badan kita akan menghantarkan kita mengenal ALLAH SWT.

Kekuasaan dan pekerjaan ALLAH sangat melekat dengan kehidupan kita sehari-hari, tapi mengapa pikiran dan perasaan seolah-olah jauh dan tidak mengenal ALLAH. Kenalilah diri sendiri dengan baik, niscaya akan merasakan kehadiran ALLAH beserta kita. Kenalilah diri sendiri dengan baik, niscaya akan merasakan kekuasaan ALLAH atas dirinya. Kenalilah diri sendiri dengan baik, niscaya akan merasakan kemaha welas asihan ALLAH SWT..............................................  Dengan mengenali diri, mengenali ALLAH akan timbuh rasa butuh kepada ALLAH, sehingga bakal terasa nikmatnya beribadah .................................InsyaALLAH.

1 komentar:

  1. kita harus menghargai apapun yg ada dan melekat pada badan kita. syukuri dengan beribadah ke Allah dalam berbagai kegiatan positif dan membangun :)

    makasih pa, mencerahkan.

    BalasHapus