Senin, 10 Oktober 2011

Bahagia, apakah itu?

Semua manusia menginginkan kebahagiaan, kemanapun pergi, dimanapun berada, apapun yang dicita-citakan, pekerjaan apapun yang dilakukan, ujungnya hanya satu adalah hidup bahagia, mati masuk syurga (bagi orang beragama).
Bahagia itu bukan berada di suatu negeri, kota, kampung, atau desa, bukan pula berada pada harta, tahta, wanita, atau pria. kalau mencari bahagia kesana, maka bahagia tidak akan ditemukan, namun melalui itu semua bahagia bisa datang sendiri pada diri kita. Bahagia tidak berada diluar diri, behagia itu berada pada diri kita sendiri, begitu pula derita. Alangkah salahnya jika kita mencari bahagia pergi kemana-mana, melakukan apa saja katanya demi menemukan kebahagiaan, bahagia tidak akan ditemukan disana. Seperti yang telah aku katakan pada tulisan sebelumnya, bahwa cikal bakal syurga dan neraka, cikal bakal hidup bahagia dan sengsara sudah berada pada diri kita sendiri.
Belajar kemana-mana, sekolah setinggi-tingginya, bekerja sekuat tenaga dan kemampuan sebenarnya bukan untuk menemukan kebahagiaan dan menghindarkan kesengsaraan, namun untuk menemukan jati diri kita, memenuhi kebutuhan fitrah hidup kita yaitu cukupnya kebutuhan jasmani dan rohani, terpenuhinya keinginan jasmani dan rohani. belajar sampai tingkat apapun tidak ada artinya, jika tidak bisa membedakan baik dan buruk, benar dan salah. baik berarti bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, buruk berati sesuatu yang bisa menyiksa diri dan atau orang lain. benar berati sesuai dengan aturan, salah berarti menyalahi aturan. Belajar itu bukan hanya untuk bisa mampu membedakan baik, buruk, benar dan salah, namun harus bisa menemukan rahasia-rahasia alam yang tersembunyi. Tidak sedikit orang yang sekolahnya rendahan namun bisa kaya raya, kuliahnya tidak lulus dan tidak tamat namun bisa menemukan rahasia alam yang dibutuhkan oleh banyak orang, seperti Thomas Alfa Edison bukanlah sarjana, penemu komputer Eifel kuliahnya tidak lulus, namun dia menjadi orang kaya raya. Dengan belajar mudah-mudahan kita bisa mewujudkan kesejahteraan hidup lahir batin, sebab kesejahteraan itu merupakan gerbang besar untuk bisa memasuki hidup bahagia.
Bahagia dan siksa atau sengsara adalah perasaan. Di dunia ini rasa bahagia dan siksa mudah datang silih berganti,sebab dunia bersifat sementara, dan tidak ada kemutlakan di dunia ini, tinggal bagaimana hati dan fikiran kita menyikapi setiap kejadian agar tidak melahirkan siksa atau kesengsaraan. Kalau berkumpul perasaan cukup, senang, suka, sayang, tenang, aman tentram maka hadirlah hidup bahagia. sebaliknya jika datang perasaan tidak cukup, tidak senang, tidak suka, tidak tenang, tidak aman tentram maka datanglah kesengsaraan. Oleh karena itu setiap kejadian yang terjadi menimpa diri kita, jangan ditafsirkan buruk oleh pikiran. pikiran buruk bakal melahirkan siksa dan penderitaan. Berpikirlah sepositif mungkin, sebaik mungkin sebab dengan berpikir positif (baik), kita bakal mampu menghindarkan diri dari perasaan tersiksa.
Suatu contoh : Kita berpapasan di suatu jalan dengan seorang sahabat kita, kita sapa dia dengan dengan baik-baik, namun sahabat kita itu jangankan menjawab sapaan kita, melirikpun tidak. Dengan pikiran buruk bakal timbul dalam pikiran kita, kenapa dia marah kepada kita, apa kesalahan saya, sehingga tanfa disadari kita jadi membencinya, buruklah pikiran kita, tersiksalah. Tapi dengan pikiran positip diantaranya kita akan menafsirkan, kasihan sahabat saya karena saking susah dan bingungnya, sapaan saya tidak bisa dijawabnya, telinga tidak bisa mendengarkan mata tidak bisa melihatnya.
Kalau mau bahagia, bahagialah saat ini. Hidup nyata kita adalah saat ini, bukan kemarin atau masa yang akan datang. kemarin sudah berada pada alam impian yang hanya sudah menjadi sebuah pengetahuan. Alangkah bodohnya orang yang tersiksa dengan masa lalu , tersiksa dengan impian-impian yang tidak mungkin kita bakal kembali kebelakang. jangan berusaha mencoba untuk berbalik ke masa yang telah lewat, sehingga kita merasa tersiksa oleh impian, lepaskanlah, tinggalkanlah, janganlah memaksa menyeret kita, hidup berada dalam khayalan. Hidup itu mengalir seperti air terus maju kedepan, matahari terus berputar tidak pernah mandeg atau surut kebelakang.
Kalau mau bahagia, bahagialah saat ini, sebab hidup nyata kita adalah saat ini, tidak ada yang bisa menjamin bahwa esok lusa kita masih bisa hidup, oleh karena itu jangan pula tersiksa oleh masa depan yang belum pasti kita dapat melaluinya. Alangkah naifnya orang yang tersiksa oleh masa yang belum tentu bisa mengalaminya. Biarkanlah masa depan datang sendirinya, dan masa datang itu sangat ditentukan oleh sikap dan tindakan masa kini. kalau mau berhasil masa depan maka manfaatkan sebaik mungkin saat ini. anggap saja kita akan hidup saat ini saja, oleh karena itu kerjakanlah yang terbaik saat ini juga. Belajarlah yang terbaik saat ini, berbicaralah yang terbaik saat ini, bergaullah yang terbaik saat ini, shalatlah, dzikirlah, mengaji Quran lah yang terbaik saat ini, beramal baiklah pada orang lain saat ini juga. hidup nyata kita hanya saat ini. 
Kalau mau bahagia, bahagialah saat ini juga. Jangan biarkan hidup nyata kita saat ini berlalu tanfa menghasilkan sebuah kemamnfaatan dengan hanya diam melamun tanfa kegiatan. Sebab dengan diam melamun terbukalah bayangan-bayangan yang bakal menyiksa perasaan, membacalah, mengajilah, bereskan kamar, olah raga jaga kesehatan, bertutur sapalah dengan penuh kesopanan, jangan biarkan pikiran melayang-layang tanfa arah tujuan. 
Rasa bahagia akan hadir manakala rohani dan jasmani kita berada dalam kesehatan. Kenikmatan, kesenangan, kesukaan akan terasa manakala kita berada dalam kesehatan badan, pikiran dan perasaan. Dengan badan sehat, pikiran sehat, perasaan sehat makanan akan terasa lejat, tontonan terasa enak, bergaul terasa suka, belajar terasa senang, berjalan kaki terasa enak, tidur enak. Oleh karena itu peliharalah saat ini juga kesehatan badan, pikiran, dan perasaan kita. Kesehatan adalah kenikmatan besar yang bisa melahirkan kenikmatan-kenikmatan lain. Berdoalah selalu kepada ALLAH SWT agar badan, pikiran dan perasaan kita selalu berada dalam kesehatan, kemudian berikhtiarlah seperti dengan olah raga, olah napas, shalat, mengaji quran, mendengarkan tausiah, makan yang baik dan menyehatkan, tidak diam melamun, tidak berpikir negatif dll.
Jangan sekali-kali karena hanya melihat keadaan orang lain sepertinya berada dalam kecukupan, kita menjadi tidak bahagia. Setiap orang dilahirkan dalam keadaan berbeda, seribu orang yang hadir seribu perbedaan yang ada. Jadilah diri kita sendiri dengan kodrat kita sendiri. Jangan pula karena melihat perbedaan kekayaan, pakaian, penampilan menjadi kita tidak bahagia. Hilangkanlah pikiran buruk dari pikiran kita, sehingga perasaan jadi tersiksa sendiri, lepaskanlah, jangan menyiksa diri. Berbahagialah dengan kodrat diri kita sendiri, tampilah dengan berani bersama kodrat diri sendiri.
Sebenarnya kalau kita tafakuri, kita itu termasuk orang bahagia. kita memiliki mata dan masih dapat membaca dengan baik, sementara banyak orang yang matanya tidak bisa melihat. Kita masih bisa mendengar dengan baik, sementara banyak orang lain tidak bisa mendengar apa-apa karena tuli atau ditulikan. Mulut kita bisa makan dengan baik sementara banyak orang lain bergeletak sakit tidak bisa makan apa-apa, itu semua adalah kenikmatan yang harus kita syukuri. Jangan dikira bahwa berjalan kaki itu bukan suatu kenikmatan, sementara banyak orang lumpuh tidak bisa berjalan, bayangkanlah seandainya kita lumpuh seperti mereka. Badan sehat, keadaan aman tentram, udara, air, makanan, tempat tinggal tersedia, sebenarnyalah kita itu pemilik dunia. oleh karena itu syukurilah...... syukurilah....... syukurilah. Dengan pandai bersyukur rasa bahagia bakal terasa di dada kita.............................................

2 komentar:

  1. syukurilah :)

    lakukan apa yang kamu yakini bisa lakukan dengan baik.

    saya hanya ingin melakukan satu atau banyak hal yang saya cintai atau sangat saya sukai.
    tapi, sampai saat ini belum saya temukan. saya belum menemukan diri saya sendiri, jati diri.

    BalasHapus
  2. syukurilah karena bersyukur berarti kita merasa tidak ada kekurangan dan krn itu kebahagiaan bisa tercapai. great article... love

    BalasHapus