Sabtu, 22 Oktober 2011

Pancaran Maha Kasih Sayang

Aku duduk diatas rumput dibawah keteduhan  beringin dipunggung sebuah bukit.

Di depan mata yang kecil ini tehampar luas kehidupan dangan warna-warni menawan. Petak sawah, rimbun kebun, alur sungai, dan jalan yang melingkar, seperti sepotong lukisan berpigura biru langit berarak awan.

Matahari memancar sinar menabur energi ke setiap yang ada, angin berhembus lembut siap dihirup setiap makhluk, air mengalir siap dihisap, direguk, diteguk setiap saat, tumbuhan terhampar berbunga, berbuah siap jadi makanan, hewan beranak berkembang biak siap memberi rejeki dan manfaat.

Aku menatap menembus langit, dari sana terpancar kasih sayang ke segenap isi alam tanfa tuntutan.

Aku tunduk menembus akar dan lekuk bumi, dan merayap ke setiap yang ada........ sungguh alam ini berbalut kasih sayang.

Aku diam menutupkan kelopak dua mata, untuk melihat isi dada, dari sini terdengar bisikan," Maha Kasih Sayang Tuhan, Maha Adil dan Bijaksana ALLAH SWT".

Bertengger di ranting syurga.

Di bahuku yang sudah rapuh ini bertenggeran seribu desah napas, berguruh bercampur debar sejuta harap yang menyesakkan langkah.

Ketika mata yang biasa berlapis kaca menatap mereka, gelombang darah-darah menerjang dada dengan amarah. Aku hanya bisa pasrah terseret bah, dan tidak mampu membendung, membedah atau memberi arah.

Semakin mata menatap, memberi atau meminta harap, semakin hebat melilit dan menghimpit.

Aku diombang-ambing gelombang keinginan akan semerbak parfum kecantikan, dan pening dililit pengaruh gemerlap kota, sedang aku hanyalah laksana pengemis jalanan, tidak berdaya, duduk diam kebingungan.

Aku memekik, menjerit ke langit meminta tangan malaikat diulurkan, supaya aku bisa berpegangangan dan naik meniti ketenangan, namun tak kunjung datang.

Aku pasrah menyerah, melepas segala tenaga, seperti lepasnya kaus kaki tergeletak dekat lemari. Aku memejam mata siap untuk berfana memotong leher-leher dunia, melepas segala ikatan dan tuntutan............. aku lepas landas.

Terbang meninggalkan duka, lara, dan nestapa.............. bertengger di sepotong ranting syurga, bernyanyi dengan puja-puji dan doa.

Percikan Tafakur

Dalam perjalanan penelusuran...................... di hening-hening tengah mempening gelombang arus kehidupan, yang tidak pernah mau diam walau hanya sejaman, terus berjalan merubah keadaan.

Di sepi-sepi aroma kematian dengan bayangan ruh-ruh gentayangan mengkerutkan emosi keduniawian, aku merenung coba mengurung dan membendung ke akuan melayang ke samudra luas tidak bertepi berbatas.

Kudiamkan tubuh, kupejam nafsu-nafsu badan menyudutkan segenap pikiran dan perasaan kedirian, membuka pintu dan jendela alam cakrawala dengan bisikan-bisikan asma-asma keagungan, menatap penciptaan, merasakan getar kelembutan dan kasih sayang.

Dari sana, dari belakang ini semua datang cahaya seperti menerjang-nerjang, membentur kerasnya karang-karang dalam hati dan pikiran mengeluarkan percikan percikan.

Percikan menetes membasahi lembaran demi lembaran berderet menjadi tulisan ringan.

Percikan kecil percikan tafakuran, percikan kerdil percikan pencarian, percikan kecil percikan rasa syukuran, percikan kerdil percikan rasa penyerahan.

Percikan-percikan sederhana dari seorang hamba sahaya yang hina-dina, berlumur dosa, bodoh dan penuh nista.

Jumat, 21 Oktober 2011

Semua milik ALLAH

Setelah kita merenungkan tentang perkenalan dengan diri sendiri (mengenal diri), kemudian merenungkan tentang alam dunia (mengenal dunia), maka pikiran dan perasaan kita akan menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang berada di dunia ini hanyalah milik ALLAH semata, diatur dan diurus oleh ALLAH " ALLAHU LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYUUM, LAATA HUDUHUSSYINATUWWALA NAUM LAHUU MAFISSAMAAWAATI WAMAA FILARDHI............... (Ayat Al-Krsyi) ". Badan kita dengan segenap gerak kehidupan organ tubuh, adalah milik ALLAH dan diatur diurus oleh ALLAH, sebab kita sadari tidak pernah mengurus, mengatur detak jantung, jalan darah, gerak napas, kerja limpa, ginjal, usus, dll dalam tubuh kita sendiri, apalagi segala sesuatu yang berada diluar dirinya sendiri. Sehat dan sakit atas tubuh kita datang silih berganti, tanfa kita sadari, tanfa kita kehendaki sedikitpun. Nabi Yunus a.s sesaat merenung di dalam perut ikan yang menelannya, sebelum tidak sadarkan diri atas kejadian yang menimpa dirinya, kemudian berdoa terus menerus sebagai kristalisasi pikiran dan perasaan dengan mengucapkan " LAAILAAHA ILLA ANTA SUBHAANAKA INNI KUNTU MINADZDZAALIMIIN. ( Tidak ada tuhan selain ANTA (ALLAH), Mahasuci ALLAH, akulah yang menjalimi diri sendiri.). Datangnya musibah, penyakit dan kejadian-kejadian pada diri sendiri itu itu akibat dari dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan bersikap dan bertindak pada diri sendiri, menjalimi diri sendiri (Inni kuntu minadzdzalimin), tidak sedikitpun ALLAH menyiksaku, menyengsarakanku (Maha Suci ALLAH). Karena dirinya menyadari atas dosa, kesalahannya, dan tetap mensucikan ALLAH, maka ALLAH selamatkan nabi Yunus a.s.  Sadarlah bahwa datangnya suatu penyakit pada badan sendiri, itu akibat kesalahan-kesalah kita pada badan diri kita sendiri. Mungkin makan salah, atau salah makan, mungkin salah gerak, mungkin salah napas, tidak atau kurang tidur, salah menyikapi iklim, salah menyikapi suhu tubuh dan suhu udara sekitar, atau mungkin salah berpikir dan merasa sehingga hidup penuh kesal gelisah dan gundah dll. Akuilah kebodohan, ketidak sadaran, dan ketidak mampuan kita. Beristigfarlah terus menerus, sucikanlah ALLAH terus menerus. Muhammad s.a.w saja sebagai nabi dan rasul, yang dimaksum ALLAH SWT, sehari semalam tidak kurang 100 kali beristigfar. Apalagi kita manusia biasa yang penuh nista dan dosa............
 
Perasaan memiliki sesuatu (rasa memiliki) dihadapan antara sesama manusia kita akui bahwa itu milik kita, sebab dibatasi oleh kewenangan penggunaan, pemanfaatan barang tersebut dan memerlukan pengakuan orang lain. Tidak sedikit barang yang dikatakan milik seseorang tapi tidak diakui oleh orang lain karena tidak diakui kesahan dan kehalalannya dalam mendapatkan barang tersebut, menjadi barang yang dikatakan orang lain bukan miliknya. Seperti barang yang diakui miliknya namun hasil dari mencuri, menipu, atau korupsi, itu berarti tidak ada kewenangan diri untuk menggunakan dan memanfaatkannya. Untuk barang-barang yang diakui milik bersama, perasaan milik bersamalah yang perlu dikembangkan, tidak boleh ada perasaan milik pribadi. Karena milik bersama maka secara pribadi tidak boleh, dan tidak berwewenang memanfaatkan dan menggunakannya, apalagi mengambil bagian untuk dikuasai dan di manfaatkan sendiri, itu akan menimbulkan kerusakan dan kehancuran tatanan kepemilikan bersama. Untuk barang milik bersama sebaiknya jangan menumbuhkan rasa memiliki, sebab kecenderungan rasa memiliki selalu bersifat pribadi. Itulah sebabnya pada saat krisis ekonomi dan moral, barang bersama yang diakui milik bersama akan bebas diambil, dibawa pulang menjadi milik sendiri, karena merasa menjadi bagian dari pemilikan barang.  Ancurlah barang bersama dengan dasar rasa memiliki. Sebaiknya barang bersama itu menjadi amanah bersama, tidak berdasar rasa milik bersama. Secara pribadi atau bersama-sama memiliki rasa diamanati untuk menjaga, memelihara dan memanfaatkan untuk kepentingan bersama. Barang bersama adalah barang amanat.

Rasa memiliki adalah perasaan yang tertanam dalam hati bahwa sesuatu itu miliknya, tidak boleh pindah, tidak boleh rusak, tidak boleh binasa, hilang atau jadi tiada. Dunia beserta isinya bersifat sementara, fana, rusak dan binasa. materi apapun yang kita miliki akan rusak, hilang menjadi tiada. Oleh karena itu barang yang kita miliki janganlah ditanam dalam hati dengan segala kecintaan dan kesukaan pada barang tersebut, sebab jika barang tersebut, rusak, hilang, ancur, atau hilang dicuri orang, hati akan terasa sakit tercerabut barang tersebut...tersiksalah hati. Jika punya barang baru, katakanlah pada hati dan pikiran, barang ini besok lusa atau nanti pasti bakal rusak jadi tiada, jadi tidak berguna. Dalam pikiran dihadapan sesama manusia bisa dikatakan barang tersebut milik kita, namun hati dengan segala keyakinan dan perasaannya lurus hadapkan hanya kepada ALLAH SWT, jangankan barang yang berada diluar badan, tubuh kita, hidup dan mati kita adalah hanya milik ALLAH semata, sehingga setiap perubahan pada tubuh menjadi lemah, buruk, tua dan keriput, perubahan pada barang jadi rusak, ancur atau hilang, bakal diarasa hati biasa-biasa saja karena memang itu fitrahnya. Bebaskan hati dan pikiran dari kerusakan, kefanaan, keadaan, atau ketidak adaan barang dari diri kita, karena itu hanya milik ALLAH semata. Bila sesuatu barang yang sudah dianggap milik kita rusak, hilang atau jadi tiada, ikhlaskanlah hati kita, beli saja dengan yang baru itu bakal lebih menggembirakan...........

Kamis, 20 Oktober 2011

Mengenal diri, pasti mengenal ALLAH.

Perkenalan adalah pembuka hubungan pergaulan, sehingga terbuka lebar untuk masuk pada kehidupan bersama sesama manusia. tanfa perkenalan tidak mungkin timbul saling kenal, saling menyayangi, saling memperhatikan. Perkenalan dengan sesama manusia adalah pengikatan tali hubungan pikiran dan perasaan, lebih mengenal akan lebih besar ikatan pikiran dan perasaan. Dalam kehidupan sosial, perkenalan antar sesama manusia itu sangat biasa dilakukan, namun pernahkan anda berkenalan dengan diri sendiri sebelum kita berkenalan dengan orang lain.?. Mengenal diri adalah modal dasar dalam berhasilnya sebuah pergaulan dan sangat bisa melahirkan rasa simpati orang lain dalam berkenalan. Berkenalan dengan orang lain tanfa mengenali diri sendiri akan melahirkan banyak ketidak jujuran, malah mungkin berlumur kepalsuan, ejekan atau cemoohan. Bayangkan bagaimana sikap dan tindakan pergaulan orang yang tidak tahu diri, bagaimana sikap dan tindakan pergaulan orang yang tau diri. Dengan sikap hanya sekedar tahu diri saja, bakal mampu mengendalikan diri untuk berkata, bersikap dan bertindak dalam berkenalan dan bergasul dengan orang lain, sehingga tidak melhirkan penilaian negatip. Orang yang mampu mengendalikan diri dalam setiap tindakan, akan mampu menghindarkan diri dari siksaan pergaulan. Orang yang mampu mengendalikan diri ketika sangat ingin, sangat marah akan terhindar dari lahirnya siksa dan kehina-dinaan pergaulan. Perasaan sangat ingin, dan marah melahirkan luapan emosi, sehingga pikiran dan perasaan jadi tidak tenang, penuh kegelisahan.......... tersiksalah.   

Perkenalan pertama selalu dilakukan dengan jujur penuh kesimpatian, saling tatap, menyebut nama sambil tersenyum penuh keceriaan. Coba lakukan dalam mengenali diri sendiri. Duduk di depan cermin, saling tatap, menyebut nama sambil tersenyum bahagia. Kenali tatapan matamu, kenali, bibirmu, mulutmu, hidungmu, raut mukamu, rambutmu dll, kenali cara berkatamu, tersenyummu, kenali keadaan seluruh tubuhmu, kenali kebiasaan-kebiasaan buruk dan baikmu. Mengenali diri dari segi rupa, penampilan, dan kebiasaan, mungkin tidak terlalu sukar, dan dianggap sudah sangat hapal dengan keadaan luar diri sendiri yang sangat sering dilihat sejak kecil, sehingga penampilan luar atau pisik mungkin sangat mudah untuk memperlihatkan hanya yang baik-baiknya saja, sebab cacat dan kekurangan dalam badan, mudah disembunyikan, dan hanya diri sendirilah yang tahu. Pada perut ada bekas luka, hanya diri sendiri yang tahu. Ketika sedang mulas perut, orang tidak akan merasakan mules kita. Pada paha ada benjolan, orang tidak akan mengetahuinya dll. Namun sebaliknya sehubungan dengan sikap watak jiwa kita, orang lainlah yang  sangat mengetahui dan sangat merasakannya. Kita tidak sadar berbicara sombong, orang lain akan merasakan kesombongan kita. Kita tidak sadar berkata seolah paling tahu, paling pintar, paling terkenal, sedangkan orang lain sangat merasakannya. Kita tidak sadar bermimik muka dan berkata sinis, namun orang lain sangat mengetahui dan merasakannya. Kenalilah sikap jiwa kita, sehingga bisa meninggalkan sikap yang buruk, dan berusaha merubah jadi baik.............. Apakah pekerjaanmu ? pantaskah sombong dengan pekerjaan kita. Apakah pangkatmu ? pantaskan sombong dengan pangkatmu. Berapakah kekayaanmu ? pantaskan angkuh dengan kekayaanmu. Sampai dimana ilmu pengetahuanmu ? pantaskah angkuh dengan ilmu pengetahuanmu................................ dst.

Kemudian tanyalah, Siapakah kamu itu sebenarnya ?, dari mana asalmu ? dan hendak kemanakah kamu ?. Jawaban-jawaban mandiri akan bervariasi, namun pada akhirnya bakal sama. Aku adalah seorang manusia, yang didatangkan ALLAH SWT melalui ibu dan bapak untuk hidup menemukan kebahagiaan, berbakti, mengabdi kepada Yang Maha Kuasa dan akhirnya mati untuk bisa berakhir pada kenikmatan abadi. Kita akan sadar bahwa bahwa kita hidup di dunia, bukan kehendak kita, namun kehendak yang menghidupkan, begitu pula mati, bukan kehendak kita, namun kehendak yang mematikan, sebab tidak seorang manusiapun yang ingin mati, kecuali orang yang sangat prustasi atau putus asa dengan penderitaan yang dialami. Kita dihidupkan dan dimatikan ALLAH SWT. Untuk apakah sebenarnya ALLAH SWT menghidupkan dan mematikan kita. Dalam syurat Al-Mulki ayat 2 ALLAH SWT berfirman,yang diantara maknanya sbb (Wallahu alam ) " ALLAH  menjadikan hidup dan mati, untuk menguji kamu (manusia), agar kamu beramal ibadahnya dengan sebaik-baiknya." Jadi kehendak ALLAH SWT menghidupkan dan mematikan kita adalah supaya kita beramal ibadah dengan sebaik-baiknya. Pengenalan diri atas pertanyaan diatas menghantarkan kita untuk mengenal ALLAH SWT. 

Kenalilah keadaan dan pekerjaan badan kita, apakah kita berkuasa atas badan dan pekerjaan badan kita, sehingga pikiran kita bisa mengatur jalannya setiap organ tubuh agar selamanya bisa sehat dan abadi, atau kita tidak berdaya.  Apakah setelah makan nikmat, jat-jat makanan diangkat dan dibagikan ke sekujur tubuh oleh kita, sehingga pikiran tahu keorgan tubuh mana harus dikirimkan dalam tubuh, dan mana ampas-ampas yang harus dibuang melalui anus. Siapa lagi kalau bukan ALLAH yang berperan, karena memang semua makhluk tidak berdaya.  Apakah yang mendenyutkan jantung, sehingga darah beredar ke sekujur tubuh adalah pekerjaan kita. Siapa lagi kalau bukan ALLAH yang berperan, karena memang semua makhluk tidak berdaya. Apakah yang menggeraka-gerakan paru-paru dalam memasukan dan mengeluarkan oksigen yang diperlukan tubuh adalah pekerjaan kita. Apakah kita mampu menahan mata untuk tidak tidur selama berhari-hari karena kita menghendaki. Apakah kita mampu menahan agar tidak buang kotoran berhari-hari, karena kita menginginkannya. ........ dst. Ternyata kita sangat tidak mampu dan tidak berkuasa, tidak berdaya atas badan kita sendiri. Tidak ada orang lain atau makhluk lain yang berkuasa mengatur dan menjalankan seluruh organ tubuh kita, siapa lagi kalau bukan ALLAH SWT. Sehat dan sakit datang silih berganti, dan kita tidak berdaya walaupun sangat menginginkan berada dalam sehat selalu. Siapa lagi kalau bukan ALLAH yang mengaturnya, karena memang manusia tidak berdaya. Pengenalan keadaan dan pekerjaan badan kita akan menghantarkan kita mengenal ALLAH SWT.

Kekuasaan dan pekerjaan ALLAH sangat melekat dengan kehidupan kita sehari-hari, tapi mengapa pikiran dan perasaan seolah-olah jauh dan tidak mengenal ALLAH. Kenalilah diri sendiri dengan baik, niscaya akan merasakan kehadiran ALLAH beserta kita. Kenalilah diri sendiri dengan baik, niscaya akan merasakan kekuasaan ALLAH atas dirinya. Kenalilah diri sendiri dengan baik, niscaya akan merasakan kemaha welas asihan ALLAH SWT..............................................  Dengan mengenali diri, mengenali ALLAH akan timbuh rasa butuh kepada ALLAH, sehingga bakal terasa nikmatnya beribadah .................................InsyaALLAH.

Minggu, 16 Oktober 2011

Nikmatilah, Niscaya ketagihan (lanjutan)

Shalat yang wajib kita laksanakan sehari semalam 5 kali, terdiri dari 17 rakaat. Shalat apapun tidak akan sah dilaksanakan kalau tidak dibacakan Al Fatihah. Walaupun gerakan shalat tidak bisa dilaksanakan sesuai keharusan seperti karena sakit, shalat hanya bisa sambil berbaring, dengan gerakan hanya isyarat-isyarat saja, namun tetap Syurat Al-Fatihah harus dibaca dengan baik jahar atau samar. Jadi ALLAH SWT mewajibkan kita membaca Fatihah minimal 17 kali dalam sehari semalam, mengapa ALLAH SWT begitu menekankan kepada manusia untuk sering membaca Fatihah ?. Kalau kita renungkan inti doa (permintaan/permohonan) pada Syurat Fatihah adalah permintaan kenikmatan ( Yaitu jalan-jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang yang telah ALLAH berikan kenikmatan). Jalan hidup penuh kenikmatan. Dalam jalan hidup penuh kenikmatan inilah terkumpulnya  segala kenikmatan, ketenangan, ketentraman, kedamaian hidup yang didambakan setiap manusia. Jadi ALLAH SWT memerintahkan mengerjakan shalat kepada manusia untuk kenikmtan manusia itu sendiri, bukan untuk kenikmatan hidup orang lain, bukan pula untuk ALLAH SWT, karena ada yang shalat atau tidak, tetap segala kenikmatan itu hanya milik ALLAH semata. Saking wajibnya kita melaksanakan shalat wajib, sampai-sampai tidak ada artinya nilai amaliah, pekerjaan baik yang lain kalau tidak melaksanakan shalat, sebab keimanan dan keislaman seseorang sangat ditunjukan dengan pelaksanaan shalat. Kalau tidak melaksanakan shalat berati sepertinya tidak beriman, tidak berislam, kalau tidak beriman tidak berislam gugurlah segala kebaikan lain untuk sampai kepada ALLAH SWT. Melalui pelaksanaan shalat, kita bisa melihat nilai kualitas keimanan seseorang. Bayangkan bagaimana shalanya Rasulullah SAW, kalau sudah masuk shalat seolah putuslah hubungan dengan segala sesuatu, kecuali hanya menghadap ALLAH, air mata bercucuran tidak henti-henti, kakinya sampai bengkak-bengkak. Begitu pula para sahabat, para aulia, dan para solihin. 

Shalat akan terasa nikmat kalau dilaksanakan melibatkan segenap perasaan, merasa sangat butuh kepada ALLAH, merasa sangat dekat dengan ALLAH, merasa ditatap penuh kelembutan oleh ALLAH, merasa bersyukur kepada ALLAH, merasa sangat sedih  dan berdosa kepada ALLAH, merasa sangat tidak berdaya dihadapan ALLAH, merasa sangat kasih sayang ALLAH kepada dirinya,  sehingga timbul rasa haru yang sangat dalam, keluarlah air mata dengan spontan..............  

Nilai, isi, makna dan penjiwaan syurat Al Fatihah menentukan nilai pelaksanaan shalat, dan nilai pelaksanaan hidup sehari-hari. Dengan Bismillah hirrohmaanirrohiim nilai dan pelaksanaan hidup berada dalam keikhlasan dimulai, sebab segala pekerjaan yang dimulai bismillah hanya demi ALLAH semata, tidak demi-demi yang lain.  Konon diceriterakan oleh para ulama-ulama arifin tercinta, bahwa pada suatu waktu nabi Musa a.s terserang penyakit perut, kemudian beliau mengadu kepada ALLAH dan meminta obat untu penyembuhnya. ALLAH SWT menunjukan kepada beliau untuk pergi ke suatu padang pasir, disana ada rerumputan yang rupa dan bentuknya demikian, makanlah, niscaya penyakit perut tersebut akan sembuh. Kemudian nabi Musa a.s berangkat ke padang pasir tersebut dan memungut rumput tersebut, lalu dimakan, dan sembuhlah penyakit perutnya. Pada saat yang lain penyakit perutnya itu kambuh lagi, maka segera nabi Musa a.s memakan rumput tersebut, namun bukannya perutnya jadi sembuh, malah terasa semakin parah. Nabi Musa a.s kembali mengadu kepada ALLAH SWT. Yaa ALLAH kenapa yang kedua kalinya saya makan rumput tersebut bukannya perutku menjadi sembuh, malah menjadi semakin parah.!? ALLAH berfirman pada nabi Musa a.s " Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu isi dunia ini adalah racun bagi kehidupan, kecuali yang berangkat atas nama dan keridlaanKU. yang pertama itu dariKU dan atas namaKU, sedangkan yang kedua kalinya kehendakmu dan atas nama dirimu sendiri " Para ulama menyimpulkan makan atau mengerjakan sesuatu walaupun itu baik tanfa membaca Bismillahirrohmanirrohiim akan menjadi racun bagi dirinya. Seolah menghilangkan nilai kepasrahan dan keikhlasan dalam melakukan sesuatu.
Dalam suatu perjalanan para sahabat Rasulullah pernah diundang oleh seorang kepala suku suatu kaum untuk menyembuhkan sakit yang dideritanya yang awalnya karena digigit binatang beracun.Para sahabat merukyahnya dengan membacakan syurat Al Fatihah, dan penyakit kepala suku tersebut menjadi sembuh. Rasulullah bersabda bahwa syurat Al-Fatihah itu adalah do,a yang dapat menyembuhkan. Ustad Haryono yang terkenal ahli dalam mengobati berbagai penyakit, menceritakan bahwa pertama kali dia disuruh mengobati gurunya yang sakit hanya membacakan syurat Al Fatihah pada segelas ait putih, dan Alhamdulillah gurunya itu menjadi sembuh, sampai sekarang dalam meminta kesembuhan untuk penyakit seseorang tidak pernah meninggalkan syurat Al-Fatihah. Dalam berdoa kepada ALLAH kurang lengkap kalau tidak diakhiri oleh syurat Al Fatihah, sebab apapun bentuknya yang diinginkan dan dipinta oleh manusia adalah kenikmatan. Para ulama hikmat tidak pernah meninggalkan membaca syurat Al-Fatihah dalam berdoa dan meminta sesuatu kepada ALLAH, baik bagi dirinya atau bagi orang lain.
Oleh karena itu untuk keselamatan dan kesehatan diri, bacalah syurat Al Fatihah setiap ba,da shalat wajib minimal tiga kali. Untuk memohon agar anak-anak kita tidak mudah terserang penyakit, bacakanlah syurat Al Fatihah pada makanan atau minumannya minimal 1x. Untuk keselamatan dalam perjalanan, setelah duduk diatas kendaraan bacalah syurat Al-Fatihah 3 x, Ayat Kursyi 3x kemudian dilanjutkan dengan membaca ' Bismillahilladii layadduru ma,as miihi saeun fil ardhi wala fissamaa,i wahuwassamiiul aliim. .....................

Sabtu, 15 Oktober 2011

Nikmatilah, niscaya ketagihan.

Yang pertama kali dirasakan oleh manusia hidup adalah rasa nikmat, dan tidak nikmat atau enak dan tidak enak. Lihatlah pada bayi yang baru dilahirkan, begitu keluar dari rahim ibu terjadi perubahan suhu, keadaan, sehingga terasa jadi tidak nyaman, tidak enak, bayi banyak bergerak dan menangis sekeras-kerasnya. Kalau bayi begitu lahir menangis dan banyak bergerak berarti syaraf-syaraf perasa baik dan normal, maka tersenyum dan tertawalah kedua orang tuanya. Sebaliknya jika bayi yang dilahirkan diam tidak menangis, tidak banyak bergerak, maka kedua orang tuanya bersedih, bayi tersebut dirasa dan dianggap tidak normal, tidak sehat.

Dalam merasakan, manusia tidak pernah belajar, sampai sekarang tidak ada sekolah perasaan. Orang tua, guru,dosen, atau ustadz tidak pernah mengajarkan perasaan kepada murid-muridnya. Sampai sekarang belum ada sekolah rasa perikemanusiaan, sekolah tinggi rasa ketuhanan dll. Padahal kalau dikembangkan sangat baik untuk kehidupan, sebab orang yang paling baik dan paling berhasil dalam pergaulan adalah orang yang paling pandai merasakan keadaan orang lain. Coba rasakan bagaimana perasaan orang yang tidak punya uang, atau perasaan orang miskin di tengah orang kaya, atau perasaan orang ternista, dan terhina. Coba rasakan bagaimana perasaan menjadi orang terkenal, perasaan menjadi orang kaya raya, perasaan menjadi presiden dll. Perasaan akan langsung menjawab dengan benar jika telah betul-betul mengalami dan merasakan dalam keadaan sebenarnya. Merasakan keadaan orang lain kebanyakan hanya diduga-duga karena tidak pernah mengalami dalam keadaan persis seperti itu. Orang yang pandai merasakan keadaan orang lain akan bersikap toleran dan bijaksana.

Inti perasaan baik adalah nikmat, dan inti perasaan buruk adalah siksa. Rasa nikmat dan siksa ini melekat sepanjang hayat, malah melekat sampai berakhir kiamat. Itulah mengapa ALLAH SWT menyediakan syurga dan neraka, disanalah tempat mutlak rasa nikmat dan siksa. Yang dikejar setiap manusia hidup adalah rasa nikmat. Kenapa manusia ingin kaya, sebab dalam kekayaan terlihat banyak kenikmatan. Mengapa manusia ingin terkenal, karena dalam keterkenalan terlihat banyak kenikmatan. Mengapa banyak manusia ingin menjadi pejabat, karena menjadi pejabat terlihat banyak kenikmatan. Kalaulah dalam kekayaan yang ada hanya siksaan, kalaulah dalam keterkenalan yang ada hanya siksaan, kalaulah dalam pangkat dan jabatan yang ada hanya siksaan, sudah pasti tidak akan ada seorang manusiapun yang menginginkan kekayaan, terkenal, atau punya jabatan. Padahal perasaan nikmat dan siksa itu berada melekat dengan dirinya sendiri, bukan berada diluar diri, bukan berada pada harta benda, bukan berada pada keterkenalan, bukan berada pada tahta atau jabatan. Kita melihat harta benda, jabatan, atau keterkenalan seperti patamorgana. Kita sepertinya berada dalam kehausan di padang pasir gersang, melihat harta benda, tahta atau jabatan, melihat keterkenalan seperti kolam air segar kenikmatan. Padahal kenyataannya harta benda belum tentu hanya melahirkan kenikmatan, nyatanya banyak orang kaya raya yang berakhir ternista di penjara, tidak sedikit pejabat tinggi suatu negara berakhir sengsara dihina. dicaci maki, diburu, menjadi buronan anak-anak bangsa,atau berakhir dibunuh, dipenjara, tidak sedikit orang terkenal mati bunuh diri, ternista banyak manusia, terlunta-lunta tersiksa merindukan hidup berada dalam ketenangan ketentraman.

Perasaan nikmat dan siksa pada diri manusia kadarnya deberikan ALLAH SWT sama saja, nikmat yang dirasa syaraf rasa, seperti pahit atau manis sama saja,  nikmat yang dirasa hati seperti tenang, tentram, gembira, suka, duka, sedih sama saja, hanya pikiranlah yang membedakannya karena hanya melihat rupa, jenis dan penampilan. Nikmatnya makanan terletak pada kelaparan, nikmatnya minuman terletak pada kehausan, nikmatnya sesuatu terletak pada pengalaman baru, dan jarang atau tidak pernah merasakan. Tanyakanlah pada orang yang biasa makan di restoran dengan berbagai sajian jenis makanan, bagaimana rasanya, dia akan menjawab, aaaah itu biasa-biasa saja. Tapi coba tanyakan kepada orang yang baru merasakan makan direstoran, karena ketidak mampuan keuangan, dia akan menjawab, waaah bukan main nikmatnya. Tanyakan pada orang yang biasa bepergian naik sedan sendiri, dia akan menjawab, itu biasa-biasa saja, namun tanyalah pada orang yang diajak dan pertama kali naik mobil sedan. Oleh karena itu janganlah menjadi orang yang tergila-gila harta, tahta atau keterkenalan. Jangan pula tersiksa iri melihat keadaan orang.  Biasa-biasa sajalah, nikmatilah apa-apa yang telah berada bersama kita, dan syukurilah. Itulah sebenarnya kenikmatan yang nyata.

Setiap manusia cenderung pada kenikmatan dan trauma (enggan mengulang) siksa. Setiap sesuatu yang dirasa nikmat akan terus berusaha untuk kembali dilakukan, dan setiap sesuatu yang dirasa jadi siksa akan berusaha menghindar, menjauhinya, enggan kembali merasakan dan melakukan. Kenapa meroko sangat sukar dihentikan, karena dalam meroko ada kenikmatan. Kenapa pemabuk sukar sekali dihentikan, karena, pemabuk merasakan kenikmatan. Kenapa penjudi sukar menghentikan kebiasaan, karena penjudi merasakan kenikmatan. Sebenarnya apapun yang dilakukan dan merasakan kenikmatannya, diri akan berusa untuk kembali dan terus kembali melakukannya.Alangkah baiknya jika kita merasakan kenikmatan dalam melakukan kebaikan-kebaikan, sehingga setiap diri terus berusaha untuk melakukan kebaikan-kebaikan tersebut. Oleh karena itu nikmatilah setiap kita melakukan kebaikan, dan traumalah dengan melakukan hal-hal yang buruk, tidak bermanfaat dan membahayakan.

Nikmatilah pekerjaan baik sehari-hari kita. Kita pelajar atau mahasiswa, nikmatilah saat-sat belajar dan kuliah, niscaya akan ketagihan untuk terus belajar dan atau kuliah. Kita seorang pegawai, nikmatilah saat-saat bekerja, niscaya akan ketagihan untuk terus tekun bekerja. Kita seorang guru, nikmatilah saat-saat mengajar, tentu akan ketagihan untuk terus mengajar. Galilah segala sesuatu yang dapat melahirkan rasa nikmat atau senang dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Sebenarnya dalam segala sesuatu yang baik terdapat potensi-potensi kenikmatan dan siksaan. Temukan dan angkat kenikmatannya, tinggalkan atau buang jauh-jauh siksaannya. Dalam membaca atau belajar ada kenikmatan, dalam bekerja ada kenikmatan, dalam mengajar ada kenikmatan, dalam bergaul beteman banyak ada kenikmatan, dalam shalat banyak kenikmatan, dalam dzikir banyak kenikmatan, dalam menolong orang ada kenikmatan, dalam sedekah ada kenikmatan. Nikmatilah setiap pekerjaan baik kita, tentu kita akan ketagihan untuk terus melakukan kebaikan.

Yang biasa menunjang dan mendukung untuk menemukan kenikmatan dalam setiap pekerjaan baik kita adalah perasan pula. Rasa butuh, rasa tenang tentram (khusu), rasa suka, bisa membawa kita menemukan rasa nikmat dalam bekerja atau beramal. Rasa terpaksa, rasa rusuh ingin segera selesai, rasa tidak butuh biasa melahirkan kesal dan gelisah, sehingga setiap pekerjaan baik dirasakan sangat menyiksa.

Kenapa dalam melakukan shalat yang sangat banyak sekali faedah untuk kesehatan dan ketentraman pikiran tidak pernah dirasakan kenikmatannya, sehingga hanya dilakukan sekedar melaksanakan kewajiban dan menjadi sebuah keterpaksaan. Karena shalat hanya dianggap kewajiban, tidak ada rasa butuh, dan rasa suka pada shalat. Padahal diantara manfaat shalat, dari geraka-gerakannya saja mampu menormalkan kembali setiap organ tubuh, mampu menormalkan kembali kacaunya pikiran dan perasaan jadi tenang tentram, belum lagi bila dilakukan dengan khusu meresapi setiap yang dibaca, minimal bakal mampu menyegarkan hati dari perasaan dan pikiran-pikiran buruk. Bayangkan setelah shalat subuh kita sibuk bekerja, sibuk belajar, sibuk berhubungan dengan sesama manusia, sibuk berhubungan dengan dunia melahirkan berbagai pikiran dan perasaan, melelahkan badan, setelah tengah hari melakukan shalat dhuhur dengan baik dan khusu, maka kembalilah semangat, kesegaran badan, dan kesegaran pikiran perasaan, kemudian terjun lagi bergelut dengan urusan-urusan dunia, setelah waktu ashar kembali shalat ashar mengembalikan kesegaran tubuh, pikiran dan perasaan. Sehari semalam minimal shalat dilakukan lima kali. Jika dilakukan dengan benar, baik dan nikmat bakal mampu menjaga kesehatan badan, pikiran dan perasaan kita. Oleh karena itu lakukan shalat dengan baik dan benar, tanamkan rasa suka dan butuh pada shalat.............................

Nikmatilah shalat, niscaya akan ketagihan untuk terus melakukan shalat. Nikmatilah berdzikir bermunajat, berdekat dekat dengan ALLAH SWT niscaya akan ketagihan untuk terus mengulang-ngulang melakun dzikir, munajat, berdekat-dekat dengan ALLAH....... InsyaALLAH.