Selasa, 04 Oktober 2011

Jati diri manusia

untuk mengetahui jati diri manusia, maka harus mengetahui dulu darimana asal mula manusia.

 ASAL MANUSIA.

Untuk mengetahui asal manusia ada dua jawaban yang akan dikemukakan, ialah jawaban pengetahuan ilmu sebagai hasil dari pencarian akal manusia, dan jawaban wahyu (nakal)
a. Jawaban Pengetahuan ilmu (akal)
a.1. Menurut pengetahuan indra yang langsung dilihat oleh mata manusia sendiri, bahwa manusia itu berasal dari ibunya.
a.2. Berdasarkan pengetahuan ilmu hasil dari pencarian dan penelitian akal secara bebas dan radikal (filsapat), bahwa semua makhluk itu berasal dari makhluk satu sel yang dijelmakan secara berangsur-angsur. saya katakan dijelmakan berarti ada kekuasaan yang menjelmakan, bukan menjelma dengan sendirinya.
Saya ingat ceritera yang disampaikan oleh beberapa guru ngaji sewaktu belajar membaca Al Quran di waktu kanak-kanak. Bahwa semua yang ada ini (bumi langit beserta isinya) berasal dari segumpal asap api neraka (atau bahan api neraka) yang didinginkan di tengah air sebuah kolam syurga. Setelah cukup dingin (jutaan, atau milyaran tahun) ALLAH Swt lepaskan segumpal asap tersebut ke alam lengang, dan terjadilah ledakan yang maha hebat, yang sekiranya sudah ada makhluk, maka makhluk tersebut niscaya bakal mati karena hanya mendengar suaranya saja. Gumpalan asap tersebut berputar sangat cepat dalam waktu milyaran tahun (tahun manusia hidup), semakin lama suhu semakin menurun, terjadilah gumpalan-gumpalan kecil, yang membeku menjadi bola-bola batu. bola-bola batu tersebut bergerak mengelilingi pusatnya yang masih sangat panas dan sangat berpijar, terbentuklah susunan-susunan tata surya. satu susunan tata surya dengan dengan tata surya yang lain bergerak mengelilingi pusatnya yang lebih kuat dan lebih besar, terbentuklah al-kaun yang dibungkus dengan langit.
Kita kembali ke satu tata surya di kelompok yang disebut galaksi bimacakti, untuk melihat perubahan yang terjadi pada sebuah bola batu kecil yang masih diselimuti oleh bongkahan asap yang hanya melayang-layang yang disebut bumi. Bola batu bumi berputar mengelilingi sebuah matahari terus-menerus dalam jutaan, atau milyaran tahun, melahirkan suhu berubah-rubah dan partikel berpindah-pindah. pada satu saat disatukanlah dua partikel hidrogen dengan satu partikel oksigen membentuk titik uap air. uap air tersebut berkelompok membentuk bongkahan awan uap air. Bongkahan uap air tersebut kemudian mencair menjadi hujan, mengguyur bola bumi terus-menerus membuat bola bumi kedinginan dan mengkerut, terjadilah cekungan-cekungan, dataran tinggi, lembah, pasir, gunung dll. bongkahan batu yang terendam air terus-menerus menjadi lapuk membentuk tanah. kemudian partikel air difusikan dengan partikel lain membentuk makhluk satu sel. melalui perubahan yang berangsur-angsur lama makhluk satu sel tersebut berkembang menjadi makhluk banyak sel, terjadilah tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia yang hidup menjadi penghuni bumi. Itulah pertumbuhan kehidupan bumi yang berangsur-angsur.
b. Jawaban Wahyu.
Menurut Al Quran surat Al-Anbiya.30 
"..............................langit dan bumi dulunya satu potong, lalu KAMI ceraikan antara keduanya dan KAMI jadikan dari air segala benda hidup."
Al-Quran Surat Nuh. 17
".............................dan ALLAH menumbuhkan kamu dari bumi dengan pertumbuhan (yang berangsur-angsur). "
Al-Quran Surat As-Syafat. 11
" Sesungguhnya KAMI ciptakan mereka dari tanah liat................................... ."
Apakah Manusia itu.
Dari segi jasad, manusia itu sama saja dengan hewan, tapi ternyata manusia itu memiliki kehidupan batiniah, berperasaan, suka hikmat, ilmu pengetahuan, suka berpikir, suka bertanya, senang berilmu yang membedakan dirinya dari hewan atau makhluk lain.
Totalitas manusia itu seperti sebuah lingkaran yang didalamnya berisi 3 bagian yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Bagian. 1.
Merupakan inti dari totalitas lingkaran yang tampak, yang membuat seseorang manusia hidup dalam jirim zahir manusia ialah ruh, bersifat sangat gaib, yang tidak mungkin bisa dibuktikan oleh akal secara real (bisa dilihat pancaindra), sebab kemampuan akal manusia terbatasi oleh eksistensi ruh itu sendiri. ada akal karena ada ruh, tumbuh akal karena ruh eksis, sebaliknya walaupun akal tidak ada (tidak berfungsi), seperti pada orang hilang akal, ruh tetap ada. sebaliknya jika ruh tidak ada maka akalpun tidak akan ada pula. Ruh hanya bergantung kepada ALLAH SWT sebagai Maha Ruh, Sumber Ruh.
Bagian.2.
Bagian 2 terletak di tengah-tengah, merupakan pusat pertemuan eksisnya kehidupan bagian. 1 dan bagian 3. arena perebutan kekuasaan, dan pengaruh untuk dapat menguasai kehidupan diri manusia secara utuh. Ruh itu berasal dari hembusan ALLAH SWT, berenergi ke-ALLAH-an dan selalu bersuaha menarik kehidupan diri manusia untuk mengabdi kepada ALLAH. sebaliknya jasad berasal dari materi, berenergi materialis dan berusaha menarik diri manusia untuk menjadi abdi materi.
Bagian 2 ini adalah yang disebut akal. Akal dibangun oleh kekuatan otak yang merupakan pusat komando kekuasaan jasad, dan kalbu yang merupakan pusat komando kekuatan ruhani. Akal adalah jalinan kerjasama otak dan hati (qolbu). akal adalah merupakan ciri manusia yang bisa dibedakan dengan makhluk lain. kualitas manusia adalah kualitas akalnya. tidak salah jika dikatakan bahwa kehidupan manusia adalah kehidupan akal. Akal manusialah yang bisa melahirkan bumi ini menjadi sebuah syurga, atau menjadi sepotong neraka. dari akal manusia yang bejat akan lahir kebejatan, kerusakan, dan kesengsaraan, dari akal manusia yang mulia akan lahir berbagai kemuliaan, kedamaian, kebahagiaan. Akal manusia dibangun oleh energi otak dan energi qolbu. kualitas manusia bergantung pada kualitas akalnya, kualitas akal bergantung pada kualitas otak dan qolbunya. membangun manusia berarti meningkatkan kualitas otak dan hati secara terus menerus sehingga mampu mewujudkan kehidupan salam dan sejahtera.
Otak dan qolbu mempunyai pancaran dan kiprah tersendiri. Kekuatan otak memancar kealam duniawi (materi), sedangkan qolbu memancar kealam ruhani. pancaran dan kiprah otak melahirkan kejayaan materi duniawi, sedangkan pancaran kiprah qolbu melahirkan kejayaan ruhani. Sasaran otak adalah alam nyata, menggali berbagai pengetahuan dari materi, sedangkan qolbu adalah alam ruhaniah, menggali berbagai potensi ruhani untuk melahirkan kesejahteraan ruhani.
Akal yang baik dijalin oleh keseimbangan antara energi otak dan qolbu. manusia yang kualitas otaknya baik, cerdas, pandai, banyak pengetahuannya, namun jika hati nuraninya jelek akan ditilai jelek, malah bisa membahayakan manusia lain, begitupula manusia yang kualitas otaknya buruk, bodoh, debil, sukar berpikir, walau hati nuraninya baik, tetap akan ditilai secara umum tidak baik, walaupun secara pribadi tidak mempunyai sikap yang membahayakan orang lain, bisa saja terjadi tindakannya yang berniat baik namun akibat salah berpikir, sehingga bisa melahirkan tidak baik atau tercela.
Sipemikir mencoba mencari Tuhan, sasaran pikir adalah alam materi. Tuhan itu bukan materi, karena itu melalui pikiran Tuhan tidak ditemukan, maka sipemikir menjadi atheis. dia tidak menyadari bahwa dirinya mempunyai qolbu (hati). berenanglah dalam lautan rasa, rasa ketuhanan, mengapa dirinya lahir, mengapa bumi, langit, dan segala isinya jadi nampak ada.Mengapa walaupun canggihnya alat kesehatan dan kedokteran bisa diadakan, tehnik penggantian organ tubuh bisa dilakukan, namun tetap manusia bisa sakit dan harus mati, mengapa...... mengapa....... dst. Sebaliknya jika mencari Tuhan hanya menggunakan energi qolbu saja, maka setiap kekuatan gaib akan dianggap dan dipercaya sebagai Tuhan. sedangkan di alam gaibpun banyak terdapat makhluk hidup ciptaan ALLAH SWT, seperti jin, setan, iblis, malaikat, khodam dll. Sehingga jika mencari Tuhan hanya dengan qolbu saja akan dapat ditemukan banyak Tuhan. Aktivitas qolbu yang liar, yang tidak berpedoman, tidak berjalan menyusuri aturan yang benar akan melahirkan Tuhan-tuhan yang salah, lahirlah kepercayaan animisme, dinamisme, politheisme dll.
Tentang penilaian sesuatu dianggap baik, jika menurut penilaian pikiran, dan pertimbangan hati nurani baik. baik disini bermanfaat, bermaslahat bagi dirinya dan bagi orang lain. buruk bersrti bakal membawa atau bakal melahirkan madharat baik bagi dirinya dan atau bagi orang lain.
Kemuliaan manusia tidak terletak pada bajunya, badannya, jabatannya, raut mukanya, namun terletak dan melekat pada akalnya.
Meningkatkan kualitas manusia berarti harus meningkatkan kualitas akalnya. Kualitas akal akan meningkat jika kualitas otak dan kualitas qolbu terus menerus ditingkatkan. Pendidikan bersrti berusaha terus-menerus meningkatkan kemampuan otak dan hati agar kiprah keterampilan hidupnya bisa menggali potensi lingkungan hidup untuk menyuburkan dan mensejahterakan kehidupan manusia.
Kalau anda ingin menjelajahi alam materi maka pergunakanlah otak, dan jika ingin menjelajahio alam rohani maka pergunakanlah qolbu. namun kemanapun anda ingin pergi menjelajahi kehidupan, kalau ingin selamat, tidak sesat jalan, maka pergunakanlah tuntunan salam (Islam).
Bagian 3.
Bagian 3 adalah bagian yang paling luar, nampak terlihat dapat diraba ialah raga (jasad) berupa materi yang terdiri dari sel-sel kulit, daging, tulang, darah, saraf dll, dimana hidup dan matinya seseorang manusia bisa diperlihatkan. melalui biji matanya bisa melihat, melalui telinga bisa mendengar, dengan mulut bisa makan, dengan lidah bisa bicara, dengan kakinya bisa berjalan, dengan tangannya bisa memegang, mimic muka berubah-ubah, kadang merengut, diam, kadang tertawa, tersenyum atau marah menyumpah-nyumpah. Diraba hangat, jantung berdenyut, dan bernapas itulah sebagian yang nampak yang menunjukan bahwa manusia tersebut hidup. Sebaliknya jika diraba dingin kaku, jantung tidak berdetak, dan tidak bernapas lagi berarti mati.
Badan atau raga berasal dari materi untuk itu tidak mungkin bisa hidup tanfa materi lagi. Ibunya raga adalah bumi, oleh karena itu raga cenderung untuk mengabdi pada bumi atau materi. Raga untuk melangsungkan hidupnya memerlukan udara, air, dan makanan. Tanfa adanya udara (oksigen), air, dan jat makanan tidak mungkin raga bisa hidup. pada saat raga berfusi dengan ruh yang dihembuskan ALLAH, lahirlah rasa enak dan tidak enak, naluri nikmat dan tidak nikmat, senang dan tidak senang. Pada raga tumbuh sarap rasa, seperti pengecap sehingga bisa merasakan pahit, manis, enak, gurih, lada, masam dll. Sedangkan pada qolbu (hati) tumbuh jiwa berupa semangat, keinginan, dan keengganan. Raga itu materi mati tidak bisa merasakan apa-apa, namun setelah dimasuki ruh jadi bisa merasakan. jadi sebenarnya pusat rasa itu adalah ruh. Ruh melalui syaraf dan organ lain bisa merasakan, bisa melihat, bisa mendengar dll. pada raga terdapat indra yang merupakan alat untuk melanjutkan dan mempertahankan hidup, alat berkiprah ke alam materi untuk menemukan kesenangan, keselamatan baik yang bersifat ragawi atau ruhani. Raga itu selalu cenderung memaksa diri manusia untuk sepuas-puasnya menikmati yang berasal dari materi.Kecenderungan yang kuat untuk meraih kenikmatan ragawi, sehingga menguasai pikiran dan perasaan melahirkan nafsu dan atau birahi.
Kesimpulan.
Fitrah manusia adalah materi dan ruhani. Fitrah inilah yang melahirkan JATI DIRI setiap manusia. Dalam diri manusia berkumpul 2 kebahagiaan yaitu kebahagiaan atas materi dan kebahagiaan atas ruhani. Kebahagiaan inilah yang menjadi kejaran keinginan setiap manusia hidup, oleh karena itu setiap manusia cenderung bersifat materialist dan seperitualist. Dengan terpenuhinya kebutuhan materi akan melahirkan kebahagiaan jasmani sehingga pikiran jadi tenang. Dengan spritual (laku ruhani) qolbu menjadi senang, sehingga hati jadi tenang tentram. Berkumpulnya dua kebahagiaan pada diri manusia melahirkan kebahagiaan hidup yang hakiki. Kebahagiaan inilah sebenarnya yang dicari dan diinginkan oleh setiap manusia hidup. Namun ingat bumi beserta isinya bersifat fana rusak dan binasa. tidak ada kemutlakan dan kekekalan di dunia ini. Sehat mudah berganti sakit, senang mudah berganti susah, senang dan susah datang silih berganti. Begitu pula tidak ada kemutlakan kesengsaraan dan kebahagiaan pada kehidupan ini.
Potensi kehidupan dunia adalah neraka dan syurga, karena kehidupan dunia ini berbahan baku neraka dan syurga, yang pada akhirnya setiap manusia akan berakhir untuk ditempatkan di neraka atau syurga. jalan menuju kebahagiaan mutlak (syurga) atau kesengsaraan mutlak (neraka) sudah terbentang pada kehidupan ini. Mau berakhir pada tempat kebahagiaan mutlak, atau berakhir pada kesengsaraan mutlak itu diserahkan kepada setiap diri manusia untuk memilihnya. 
Akal membangun dan mengembangkan jati diri untuk bisa melahirkan kebahagiaan hidup.

2 komentar:

  1. jadi pencarian jati diri itu adalah sesuatu yg bs memenuhi kebutuhan / kepuasan pikiran dan hati?

    akal adalah senjatanya?

    jadi gmn caranya mencari jati diri?apakah dengan menjalani apa yang sedang dilakukan saat ini?

    BalasHapus
  2. meraih kebahagiaan itu susah, apalagi kalau kebahagiaan yang ingin diraih itu jasmani dan ruhani, materi dan spirituil, karena keduanya kadang-kadang bertentangan... materi lebih mengejar duniawi, spirituil lebih mengejar akhirat. mudah-mudahan aja, atas kehendak Allah SWT, kita bisa meraih keduanya.... amiiin...

    potingannya bermanfaat sekali pa... ^^

    BalasHapus